Prediksinews.com – Tambang galian C di Dusun Sawen Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur diduga tidak kantongi izin dan berjalan tanpa sentuhan hukum.
Aktifitas pertambangan galian C tersebut juga diduga tidak tersentuh hukum, padahal hampir setiap hari ada puluhan kendaraan Dump Truck keluar masuk di lokasi, Hal tersebut dikeluhan warga sekitar dan sangat mengganggu aktifitas warga setempat ” Ucap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Padahal, berdasarkan aturan pada pasal 158 UU Nomor 4 Tahun 2009, tentang pertambangan mineral dan batu bara, setiap pertambangan, baik itu, pasir, batu, tanah liat harus miliki izin.
Dengan tidak tersentuhnya pertambangan galian C di Desa Sumengko Kecamatan Kalitidu Bojonegoro ini, membuktikan bahwasanya pemilik atau pengelola pertambangan tersebut memang kebal dengan hukum.
Terkait temuan tersebut, warga meminta pihak pihak terkait di Bojonegoro untuk mengirim surat kepada Gubernur agar menurunkan Inspektur Pertambangan. Karena menurutnya, pihak pihak terkait di Bojonegoro tidak punya kewenangan eksekusi.
“Tinggal nanti berkoordinasi dengan aparat penegak hukum tentang penindakan tambang ilegal,” lanjut salah satu warga yang juga nama nya meminta tidak di tulis.

Dana Moneter Internasional (IMF) memiliki prediksi perekonomian dunia saat pandemi COVID-19 ini berlangsung.
Lembaga itu menyebut jika ekonomi dunia makin mendekati resesi karena banyak perekonomian negara-negara besar terus menurun akibat guncangan yang disebabkan Corona.
Apa saja prediksinya?
IMF menyebut kondisi ini adalah yang terparah sejak 1930. Risiko resesi bisa terjadi pad 2021, jika pejabat di berbagai negara tak mampu merespon pandemi ini dengan kebijakan yang cepat dan tepat.
“Lockdown besar-besaran akan berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi global. Tingkat produk domestik bruto (PDB) masih dibayangi ketidakpastian,” kata IMF dikutip dari CNN, Rabu (15/4/2020).
IMF mencontohkan, Amerika Serikat (AS) telah menyetujui stimulus US$ 2 triliun untuk menjaga sistem keuangan tetap stabil,
Kemudian pertumbuhan ekonomi di China juga sangat terpukul oleh Corona. Diproyeksi akan turun ke level 1,2%. Pertumbuhan ini memiliki prospek yang sama suramnya dengan negara-negara lain.
lalu IMF juga memperkirakan ekonomi Jerman juga akan terdampak Corona karena terganggunya perdagangan global. Selain itu Inggris juga diprediksi mengalami penurunan pertumbuhan.
Jepang juga tak luput masuk dalam daftar negara yang ekonominya akan memburuk akibat dampak Corona. Walaupun Jepang tidak melakukan pembatasan besar-besaran namun tetap saja perekonomiannya akan tertekan.
Negara Harus Lawan
IMF menyebut saat ini dunia sudah memasuki gerbang krisis ekonomi yang parah. Negara-negara harus berupaya sekuat tenaga untuk mengatasi pandemi yang telah menelan ratusan ribu korban jiwa dan jutaan orang yang diputus hubungan kerjanya.
Menurut IMF pandemi kali ini selain menimbulkan krisis kesehatan juga turut membuat krisis ekonomi dan pasar keuangan. Corona bahkan menguji ketahanan ekonomi negara dan bank sentral yang berupaya sekuat mungkin untuk menjaga sistem keuangan di sebuah negara.
Dalam laporannya IMF juga memperingatkan jika kepercayaan konsumen akan merosot. Perusahaan dan rumah tangga saat ini dapat mengubah kebiasaan misalnya dengan mengurangi masalah pada rantai pasok.
Pasalnya investasi-investasi yang berkurang akibat krisis dapat meninggalkan luka mendalam untuk para pelaku bisnis. Untuk menyembuhkan luka tersebut, pemerintah dan seluruh masyarakat harus berupaya bekerja sama untuk menekan penyebaran virus dan mendukung pengembangan penelitian vaksin.
“Saat ini tidak ada negara yang aman dari pandemi, karena itu negara perlu bekerja sama,” jelas dia. IMF merekomendasikan kepada pemerintah untuk mengalokasikan dana untuk pengujian, mempekerjakan kembali pensiunan profesional di bidang medis, alat kesehatan seperti ventilator dan alat pelindung diri dan pencabutan pembatasan perdagangan produk medis.
IMF juga meminta para pemerintah negara harus meningkatkan fiskal jika pembatasan terus berlangsung. Pemerintah juga harus memberikan bantuan kepada pekerja, dan pemerintah harus tetap membayar pekerja yang bekerja dari rumah. “Mereka harus meyakinkan jika bekerja dari rumah tapi tetap tidak takut kehilangan pekerjaan selama pandemi ini,” jelasnya.

PrediksiNews.Com – Ketua Tim Survei LQC Departemen Statistika Universitas Padjajaran (Unpad) Yuyun Hidayat mengatakan, jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada pekan depan (7 Juni – 13 Juni) berkisar antara 18.772 ribu hingga 23.838 ribu pasien.
Prediksi kasus aktif Covid-19 di Indonesia yang dirilis LQC Departemen Statistika Unpad mencakup pasien yang dirawat di rumah sakit maupun yang tidak dirawat di rumah sakit.
Dengan prediksi ini, pemerintah diharapkan untuk menyeimbangkan antara fasilitas rumah sakit rujukan Covid-19 dengan jumlah pasien.
“Informasi ini strategis untuk pemerintah karena minggu lalu ada penambahan kasus aktif di rumah sakit dan kapasitas di rumah sakit sudah penuh. Nah dengan prediksi kasus baru, bisa menjadi acuan bagi pemerintah untuk menambah fasilitas rumah sakit rujukan Covid-19 atau membuka rumah sakit darurat untuk menangani Covid-19,” papar Yuyun saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Selasa (9/6/2020).
Dijelaskan Yuyun, metode yang digunakan LQC Departemen Statistika Unpad ialah metode autoregressive. Akurasi data yang dalam metode ini diklaim terjaga dikarenakan ikut divalidasi oleh 50 negara lain yang juga dilanda pandemi Covid-19.
Sumber data yang digunakan berasal dari World O Meter, Wikipedia, WHO dan Jhon Hopkins University dengan melibatkan 130 negara.
Sementara itu pada pekan lalu (31 Mei – 6 Juni), hasil survei LQC Departemen Statistika Unpad menunjukan, kasus aktif Covid-19 di Indonesia diprediksi berkisar antara 16.601 hingga 21.916 kasus.
Akurasi prediksi ini terjaga saat pemerintah mengeluarkan jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada 5 Juni 2020, mendekati angka 18 ribu pasien.
“Harapan kami dengan prediksi ini, tidak ada lagi pasien Covid-19 yang ditolak rumah sakit,” kata Yuyun.

PrediksiNews.Com – Selain menimbulkan krisis kesehatan secara global, pandemi virus corona (COVID-19) juga menimbulkan krisis ekonomi. Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati membenarkan hal tersebut.
Dalam paparan pada Jumat (17/4/2020) kemarin, mantan Direktur Bank Dunia mengungkapkan bahwa perekonomian dunia akan mengalami kontraksi yang sangat dalam tahun ini. Dengan sejumlah lembaga memangkas signifikan proyeksi perekonomian dunia dalam waktu singkat akibat pandemi COVID-19.
“Pengangguran ini sudah meningkat tajam di berbagai negara. kata Sri Mulyani, menambahkan aktivitas pada sektor ekonomi menurun tajam akibat adanya social distancing, sehingga mobilitas manusia berkurang.
“Resesi atau perlambatan ekonomi terjadi secara luas, termasuk pada mitra dagang utama Indonesia,” tambahnya.
Ia juga tak memungkiri adanya kemungkinan terberat ekonomi Indonesia mengalami resesi akibat wabah tersebut. Menurutnya, jika kondisinya berat dan panjang, maka akan ada kemungkinan resesi di mana dua kuartal berturut-turut PDB hasilnya negatif.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengakui jika kuartal II-2020 akan menjadi titik terberat dalam perekonomian Indonesia. Dalam skenario pemerintah, pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini bisa hampir mendekati nol persen.
“Pertumbuhan ekonomi bisa turun 0,3%, hampir mendekati nol atau bahkan negatif growth di minus 2,6%. Dan untuk kuartal III akan ada recovery di 1,5% dan 2,8%,” katanya, menambahkan jika Indonesia sedang mengupayakan agar kondisi tersebut tidak terjadi.
Sebagai informasi, resesi bisa diartikan sebagai kontraksi ekonomi dalam dua kuartal beruntun pada tahun yang sama. Misalnya, terjadi kontraksi di kuartal I dan kuartal II, maka sudah termasuk kategori resesi.
Berikut prediksi atau ramalan sejumlah lembaga internasional terkait pertumbuhan ekonomi dunia 2020:
- JP Morgan memprediksi ekonomi dunia minus 1,1% di 2020
- EIU memprediksi ekonomi dunia minus 2,2% di 2020
- Fitch memprediksi ekonomi dunia minus 1,9% di 2020
- IMF memprediksi ekonomi dunia minus 3% di 2020
Tahun ini, IMF (Dana Moneter Internasional), memprediksi Indonesia kemungkinan akan tumbuh 0,5%, dari sebelumnya 5,0% di 2019. Namun pertumbuhan diproyeksi bisa membaik di 2021, dengan perkiraan 8,2%.

PrediksiNews.Com – Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera berpendapat bahwa figur kepala daerah lebih berpeluang merebut kursi presiden dalam kontestasi 2024 dibandingkan dengan kandidat berlatar belakang menteri.
“Buat saya kepala daerah menjadi bahan dasar penilaian publik. Tinggal di-scaling up saja,” katanya dalam acara diskusi di Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Menurut Mardani, kualitas kepemimpinan kepala daerah lebih gampang dinilai sebagai bekal menakhodai Indonesia. Pasalnya, kepala daerah mengurus berbagai bidang seperti halnya RI-1 meski dalam skala provinsi, kabupaten, atau kota.
Kontras dengan kepala daerah, Mardani mengakui bahwa lingkup pekerjaan menteri memang berskala nasional. Namun, portofolio tugasnya hanya mencakup bidang yang sempit.
“Di Banyuwangi ada Abdullah Azwar Anas, di Sulawesi Selatan ada Nurdin Abdullah. Jangan lupakan Anies Baswedan [Gubernur DKI Jakarta],” katanya menyebut sejumlah figur kepala daerah potensial.
Lembaga survei pun mengendus sejumlah kepala daerah masuk bursa pencalonan presiden menuju kontestasi 2024. Indonesia Political Opinion (IPO), misalnya, menempatkan empat gubernur dalam daftar figur populer dari klaster kepala daerah.
Berdasarkan urutan popularitasnya adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan (92,4 persen), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (74,5 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (67,1 persen), dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (57,5 persen).
“Ada juga kepala daerah luar Jawa seperti Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, dan Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat,” kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah Putra saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Survei IPO berbasis teknik wellbeing purposive sampling (WPS) berlangsung dari 10-31 Januari 2020. Sebanyak 1.600 orang dari 27 provinsi menjadi responden dalam survei yang diklaim memiliki validitas data 94 persen – 97 persen tersebut.